Batik Tanjung Bumi Batik Khas Madura
gambar oleh : waskitaadiguna.wordpress.com Batik Tanjung Bumi Batik Khas Madura |
Seperti kita ketahui bersama bahwa Batik Jogja, Batik Pekalongan, Batik Cirebon itu memang sudah biasa kita ketahui dan temui. Batik motif parang baron, parang rusak, megamendung, gringsing pun juga sudah biasa kita temui juga. Lalu bagaimana dengan Batik Tanjungbumi atau motif batik tluki kurung? Mungkin sebagian dari Anda belum pernah mendengar dan mengatahuinya.
Mari kita bahas sedikit mengenai Tanjungbumi di mana Tanjungbumi merupakan nama dari suatu daerah yang menjadi sentra batik yang cukup terkemuka di Pulau Madura Jawa Timur. Tepatnya terletak di 50 km ke arah utara dari Kabupaten Bangkalan, Madura dan berdekatan dengan wilayah laut, tepatnya Laut Jawa.
Desa Tanjungbumi dapat kita tempuh dengan menggunakan mobil pribadi selama 45-60 menit. Akan tetapi, jika Anda ingin menggunakan angkutan umum, maka dari Bangkalan ke Tanjungbumi cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 8.000 hingga Rp 10.000 dan Anda pun akan tiba di perkampungan Batik Tanjungbumi.
Di desa Tanjungbumi ini, membatik sudah menjadi keseharian warganya. Konon, pada mulanya para istri membuat batik untuk mengisi waktu luang sambil menunggu suami datang melaut. Ya, profesi nelayan merupakan mata pencarian utama para laki-laki di Tanjungbumi karena kondisi geografisnya dekat dengan laut.
Di desa Tanjungbumi Madura ini setidaknya terdapat kurang lebih 900 perajin batik yang menyebar di seluruh Tanjungbumi. Tak heran para remaja di sana pun telah mahir membuat batik.
Kebanyakan motif dari Batik Khas Madura dari Tanjungbumi ini berkisar pada motif batik tulis pesisir yang dipengaruhi oleh lingkungan serta letak geografisnya. Warna-warna khas Batik Tulis Tanjungbumi di daerah ini menggunakan warna-warna yang tajam dan kontras yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura.
Salah satu warna yang menjadi ciri khasdari Batik Tulis Khas Madura yakni Batik Tanjungbumi adalah warna merah. Biasanya ada setitik warna merah pada motif daun, bunga, merak, dan sebagainya. Bagi masyarakat Tanjungbumi, dulunya batik diperlakukan sebagai barang berharga layaknya emas atau tabungan dan diwariskan kepada anak cucu. Namun, seiring berjalannya waktu, batik sudah mulai dikomersialkan. Batik Tanjungbumi konon bisa bertahan dan awet hingga puluhan bahkan ratusan tahun tanpa lapuk maupun berubah warna.
~ 0 comments: ~
~ Post a Comment ~